Modul 4

Modul 4
SISTEM MONITORING DAN OTOMATISASI PENJEMURAN IKAN ASIN

1. Pendahuluan[Kembali]
    Ikan asin merupakan pengolahan ikan yang telah diawetkan dengan cara penggaraman dan pengeringan. Pengeringan ikan masih dengan cara tradisional dengan menjemurnya di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air pada daging ikan, namun masalah yang sering terjadi, yaitu perubahan cuaca secara tiba-tiba, yang menyebabkan ikan asin mengalami kerusakan pada daging ikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem monitoring dan secara otomatis dapat memantau cuaca, suhu, dan kontrol atap. 
    Pada sistem monitoring dan otomatisasi penjemuran ikan asin ini, digunakan sensor hujan untuk mendeteksi kondisi cuaca, sensor DHT22 untuk memantau suhu dan kelembaban udara, serta sensor LDR untuk mendeteksi intensitas cahaya. Selain itu, sistem juga dilengkapi sensor PIR untuk mendeteksi pergerakan di sekitar area penjemuran. Output sistem terdiri dari buzzer yang diaktifkan baik oleh sensor PIR maupun kombinasi input dari sensor hujan dan LDR sebagai indikasi kondisi tidak aman atau tidak optimal untuk penjemuran. Informasi suhu dan kelembaban ditampilkan melalui LCD I2C yang dikendalikan berdasarkan input dari sensor DHT22. Seluruh komponen dikendalikan oleh mikrokontroler STM32, dengan komunikasi antar perangkat dilakukan melalui UART (TX ke RX STM32) dan protokol I2C untuk koneksi ke LCD. Pemrograman sistem dilakukan menggunakan software Arduino IDE.



2. Tujuan[Kembali]
a. Mengoptimalkan proses pengeringan ikan asin
    Dengan memantau suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kondisi cuaca secara real-time, sistem dapat memastikan ikan asin dijemur pada kondisi lingkungan yang ideal agar hasil pengeringan maksimal dan berkualitas.

b. Mencegah kerusakan akibat cuaca tidak menentu
    Sistem dapat secara otomatis mendeteksi hujan dan rendahnya pencahayaan, lalu memberikan respons seperti menyalakan buzzer atau menyampaikan informasi ke pengguna, sehingga ikan tidak terpapar air hujan atau kelembaban berlebih.

c. Meningkatkan efisiensi dan mengurangi intervensi manual
    Dengan adanya sensor dan output otomatis, sistem ini meminimalkan kebutuhan pengawasan langsung oleh manusia selama proses penjemuran, terutama dalam hal pengawasan cuaca dan kondisi lingkungan sekitar.

d. Menjaga keamanan area penjemuran
    Sensor PIR mendeteksi gerakan di sekitar lokasi jemuran dan mengaktifkan buzzer sebagai alarm, berfungsi sebagai sistem keamanan untuk mencegah pencurian atau gangguan dari hewan liar.

e. Menyediakan informasi lingkungan secara real-time
    Melalui LCD I2C, pengguna dapat langsung melihat suhu dan kelembaban saat ini, sehingga bisa mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila diperlukan.

f. Memanfaatkan komunikasi data antarperangkat yang efisien
    Dengan penggunaan komunikasi UART dan I2C, sistem memastikan pertukaran data antar komponen berjalan efisien dan sinkron, mendukung kerja sistem yang responsif dan real-time.



3. Alat dan Bahan[Kembali]
1. STM32F103C8T6



spesifikasi

2. Sensor DHT22


3. Sensor LDR

4. Rain Sensor

Spesifikasi :

- Catu Daya : 5 V
- Output Arus : 100 mA
- Output Sinyal : TTL
- Sensitifitas : Dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dengan potensiometer
- Dilengkapi indikator LED
- Sensor dan panel kontrol dipisah untuk mendapatkan kinerja yang optimal
- Dimensi Panel Kontrol : 30 x 16 mm

- Dimensi Sensor : 54 x 40 mm

5. Sensor PIR

6. Motor Servo


7. Buzzer
8. LCD I2C

9. Kabel jumper

10. Breadboard

11. Styrofoam



4. Dasar Teori[Kembali]

1. Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART)
    UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.
    Cara Kerja Komunikasi UART

    Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudia di transfer secara parallel ke data bus penerima.

2. Pulse Width Modulation (PWM)
    PWM (Pulse Width Modulation) adalah teknik modulasi yang mengubah lebar pulsa (duty cycle) sementara amplitudo dan frekuensi tetap konstan. Satu siklus pulsa terdiri dari kondisi high dan transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM sebanding dengan amplitudo sinyal asli yang belum dimodulasi. Duty cycle adalah rasio antara waktu ON (lebar pulsa High) dan periode total, biasanya dinyatakan dalam persentase (%).
duty cycle pwm


    Keterangan :
t_ON  = waktu ON atau waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1)
t_OFF  = waktu OFF atau waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0)
t_total = waktu satu siklus atau penjumlahan antara t_ON dengan t_OFF atau disebut juga dengan “periode satu gelombang”
    Pada board Arduino Uno, pin yang dapat digunakan untuk PWM adalah pin yang ditandai dengan tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Pin-pin ini dapat berfungsi sebagai input atau output analog. Untuk menggunakan PWM pada pin tersebut, gunakan perintah analogWrite().
PWM pada Arduino beroperasi pada frekuensi 500Hz, yang berarti ada 500 siklus per detik. Setiap siklus dapat diberi nilai antara 0 hingga 255. Jika nilai 0 diberikan, pin tersebut akan selalu berada pada 0 volt. Jika nilai 255 diberikan, pin akan selalu berada pada 5 volt. Memberikan nilai 127 (setengah dari 255 atau 50%) akan membuat pin berada pada 5 volt selama setengah siklus dan 0 volt selama setengah siklus lainnya. Memberikan nilai 64 (25% dari 255) akan membuat pin berada pada 5 volt selama 1/4 siklus dan 0 volt selama 3/4 siklus, dan ini terjadi 500 kali dalam satu detik.

3. Inter Integrated Circuit (12C)
    Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. 
    Cara Kerja Komunikasi 12C
    Pada I2C, data ditransfer dalam bentuk message yang terdiri dari kondisi start, Address Frame, R/W bit, ACK/NACK bit, Data Frame 1, Data Frame 2,  dan kondisi Stop.
Kondisi start dimana saat pada SDA beralih dari logika high ke low sebelum SCL.
Kondisi stop dimana saat pada SDA beralih dari logika low ke high sebelum SCL.
R/W bit berfungsi untuk menentukan apakah master mengirim data ke slave atau meminta data dari slave. (logika 0 = mengirim data ke slave, logika 1 = meminta data dari slave)
    ACK/NACK bit berfungsi sebagai pemberi kabar jika data frame ataupun address frame telah diterima receiver.

4. STM32F103C8T6
    STM32F103C8T6 merupakan salah satu jenis mikrokontroler dari keluarga STM32 yang diproduksi oleh STMicroelectronics. Mikrokontroler ini termasuk dalam seri STM32F1 dan berbasis pada inti prosesor ARM Cortex-M3 32-bit. Dengan kecepatan clock hingga 72 MHz, STM32F103C8T6 menawarkan performa yang tinggi serta efisiensi dalam konsumsi daya, menjadikannya sangat populer dalam berbagai aplikasi sistem tertanam (embedded system). Mikrokontroler ini dilengkapi dengan memori flash sebesar 64 KB dan SRAM sebesar 20 KB, serta mendukung hingga 37 pin input/output (GPIO) yang dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan pengguna.
    Selain itu, STM32F103C8T6 memiliki beragam fitur pendukung seperti ADC 12-bit hingga 10 kanal, beberapa jenis komunikasi serial seperti UART, SPI, dan I2C, serta dilengkapi juga dengan USB 2.0 Full-Speed. Mikrokontroler ini memiliki beberapa timer yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengendalian motor, pengukuran waktu, atau pembuatan sinyal PWM. Arsitektur yang digunakan juga sudah mendukung sistem interrupt dengan menggunakan NVIC (Nested Vectored Interrupt Controller), sehingga respon terhadap kejadian eksternal bisa dilakukan secara efisien.
    Dalam proses pengembangannya, STM32F103C8T6 dapat diprogram menggunakan beberapa platform seperti STM32CubeIDE, Keil uVision, ataupun PlatformIO, dan bisa diakses melalui programmer seperti ST-Link V2 atau USB to Serial menggunakan bootloader. Untuk mempermudah pemrograman, STMicroelectronics menyediakan library seperti HAL (Hardware Abstraction Layer) dan LL (Low Layer) yang mempermudah akses ke fitur-fitur perangkat keras.

Spefikasi:
Fitur-Fitur Utama
- USB 2.0 Full-Speed
- 12-bit ADC hingga 10 channel
- DMA Controller
- Up to 7 timers (PWM, encoder interface, input capture, output compare)
- Real-Time Clock (RTC)
- Nested Vectored Interrupt Controller (NVIC)
- LED Power Indicator

5. Rain Sensor
    Rain sensor atau sensor hujan adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan dan intensitas air hujan. Sensor ini umumnya terdiri dari sebuah plat konduktif dengan pola jejak tembaga yang terbuka (seperti jaring), yang bekerja berdasarkan prinsip perubahan resistansi. Saat plat sensor dalam kondisi kering, resistansinya tinggi sehingga arus listrik tidak mudah mengalir. Namun, ketika tetesan air hujan membasahi permukaan sensor, air (sebagai penghantar) menyebabkan penurunan resistansi sehingga arus dapat mengalir lebih mudah antara jalur-jalur konduktif tersebut. Perubahan ini dapat dideteksi sebagai sinyal analog atau digital tergantung jenis output sensor yang digunakan.
    Pada sistem yang menggunakan sinyal analog, output dari rain sensor biasanya dihubungkan ke pin ADC (Analog to Digital Converter) pada mikrokontroler. Nilai tegangan analog yang terbaca mencerminkan tingkat kekeringan atau kebasahan sensor: nilai tinggi menunjukkan kondisi kering, dan nilai rendah menandakan adanya air hujan. Sensor ini dapat dikalibrasi dengan menetapkan batas minimum dan maksimum nilai ADC untuk mengonversi data menjadi persentase tingkat kelembaban atau intensitas hujan. Berikut grafik respon dari sensor rain:
Spesifikasi :
- Catu Daya : 5 V
- Output Arus : 100 mA
- Output Sinyal : TTL
- Sensitifitas : Dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dengan potensiometer
- Dilengkapi indikator LED
- Sensor dan panel kontrol dipisah untuk mendapatkan kinerja yang optimal
- Dimensi Panel Kontrol : 30 x 16 mm
- Dimensi Sensor : 54 x 40 mm

Pinout Sensor Rain:
Pin1 (VCC) : 3.3V DC hingga 5V DC  
Pin2 (GND) : Ini adalah pin ground  
Pin3 (A0) : Ini adalah pin analog output
Ping4(D0) : Ini adalah pin digital output.

6. LCD
    LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD (Liquid Crystal Display) bisa menampilkan suatu gambar/karakter dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya. LCD 16x2 dapat menampilkan sebanyak 32 karakter yang terdiri dari 2 baris dan tiap baris dapat menampilkan 16 karakter. Bentuk fisik LCD 16x2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

 

Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar